Dia menjelaskan, kerja sama Tim Penilitian Universitas Terbuka Sumsel dengan Tim Penilitian dari Unsri, Universitas PGRI UIN Raden Fatah Palembang, merupakan kolaborasi ilmu agar ada multi disiplin tidak mono disiplin. Sehingga dengan multi disiplin akan lebih kaya sekali turun ke lapangan banyak dilihat perspektifnya mulai dari sejarahnya, politik, ekonomi.
“Mungkin bisa terkait pada analisis kebijakan jangan-jangan misalnya di daerah tersebut ada kebijakan tidak nyambung tidak sesuai apa yang diinginkan masyarakat itu terlihat dari misalnya adanya disparitas ekonomi yang tinggi, misalnya masyarakat itu tidak semua bisa menikmati ekonomi dengan baik, masih ada masyarakat miskin. Jangan-jangan itu sebetulnya ada kaitannya dengan zaman dahulu ada keterputusan komunikasi yang sebetulnya tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya, ekonomi,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Lembaga Pembina Adat Kabupaten OKU Timur H Leo Budi Rachmadi, SE mengapresiasi kegiatan Tim Penilitian yang memiliki perhatian cukup serius terhadap adat budaya Komering, ini adalah bagian pemberdayaan masyarakat adat khususnya dalam lingkup budaya.
“Ini tentu membantu Lembaga Adat untuk pelestarian adat budaya yang ada. Apalagi tim Peniliti ini akan mengangkat Historis masyarakat Komering dari jaman Pemerintah Marga hingga kekinian. Disini akan dilihat atau dibandingkan apakah masih ada sistem dari jaman pemerintah Marga yang masih dijalankan sampai saat ini. Hal Positif yang ada di masa lalu tentu akan kita kembangkan dan angkat lagi,” katanya.
Lembaga Adat, pemerintah daerah, tim Peniliti lanjut Leo, tentu tujuannya sama untuk pelestarian adat, budaya. Lembaga Adat OKU Timur sendiri untuk menggali adat budaya, saya ini pihaknya masih konsen melakukan tahap bertahap, mulai dari penertiban administrasi, dokumentasi. Sehingga generasi yang akan datang ketika mempelajari adat budaya sudah ada referensinya yang memang dilengkapi administrasi dan dokumentasi. Apalagi kedatangan dari tim Peniliti ini tentu dapat membantu Lembaga Adat juga baik itu bentuk buku maupun visualisasi.
“Seperti sastra tutur sangat menarik mungkin kedepan dari Dinas Provinsi atau tim Peniliti ini bisa mengembangkan bahwa sastra tutur ini kita kembangkan melalui medsos, masuk di perlombaan ditingkat pelajar/mahasiswa , tidak perlu kita kumpul di satu titik, yang penting bisa mengirimkan video siapa yang juara bisa mendapatkan penghargaan dari bapak Gubernur Sumsel H Herman Deru,” kata Leo.
Dirinya yakin, ini akan di support oleh Gubernur Sumsel, sebab Gubernur Sumsel saat ini besar dan lahir dari masyarakat adat, Orang tua Mantan Bupati OKU Timur itu salah satu Pesirah Dijazirah Komering, dan sekarang selain sebagai Gubernur H. Herman Deru juga sebagai Ketua masyarakat melayu Indonesia.
Prinsip kita Adat dalam sekup lebih luas Budaya harus menjadi subordinat agama sepanjang tidak bertentangan dengan agama kita jalankan. Adat istiadat ini akan kita upayakan menjadi referensi masyarakat, bukan hanya untuk masyarakat adat tapi milik semua lapisan masyarakat,” imbuhnya. (Rilis Forwako OKUT)