Way Kanan, lenterainfo.com – Nama Edwin Bavur, S.Sos menjadi perbincangan usai lolos seleksi administrasi untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) Sekretaris Daerah Kabupaten Way Kanan.
Bukan hanya karena ia satu-satunya peserta yang hanya bergelar sarjana di antara deretan kandidat bergelar magister, tetapi juga karena rekam jejaknya yang dinilai kontroversial selama menjabat di dua posisi strategis sebelumnya.
Saat menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi, Edwin disebut gagal mendorong penguatan koperasi dan UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.
Belum selesai dengan catatan tersebut, kini ia menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum, namun kondisi infrastruktur di Way Kanan justru semakin memprihatinkan. Banyak ruas jalan rusak yang dibiarkan tanpa perbaikan, jembatan yang mangkrak, hingga keluhan warga terkait buruknya akses jalan menuju desa.
Lebih dari itu, sumber internal ASN menyebut bahwa Edwin kerap jarang terlihat di kantor, terutama dalam pelayanan publik sehari-hari. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai integritas dan komitmen kerja yang seharusnya menjadi tolak ukur dalam seleksi jabatan tinggi pratama.
“Saya hampir setiap hari ke PU, tapi gak pernah ketemu. Memang jarang masuk. Semenjak dia pegang PU, gak ada yang beres. Kayak gitu mau jadi Sekda,” kata salah seorang kontraktor sembari tertawa, Kamis (29/05/2025).
Meski memperoleh nilai administrasi sebesar 87,50 dan dinyatakan lolos ke tahapan selanjutnya, publik mempertanyakan dasar penilaian rekam jejak yang digunakan oleh panitia seleksi. Muncul kekhawatiran bahwa proses ini tidak sepenuhnya mencerminkan prinsip meritokrasi dan akuntabilitas.
Edwin Bavur dijadwalkan mengikuti Uji Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural pada tanggal 2 sampai 4 Juni 2025, namun publik kini menunggu, apakah tahap selanjutnya akan benar-benar menguji kualitas dan kelayakan, atau justru sekadar formalitas dalam proses yang sudah diatur arahnya.
