Tak hanya dari kalangan pekerja, kegiatan ini juga mengundang partisipasi dari masyarakat sekitar. Ani, seorang ibu rumah tangga, turut merespons panggilan kebaikan tersebut dan ikut serta dalam aksi donor darah.
Namun, di tengah keramaian, ada satu kisah yang mencuri perhatian dari Ahmad, seorang buruh harian. Dalam keterbatasan ekonomi, tekadnya untuk berbagi tak melemah.
Meski jarum menusuk kulitnya untuk pertama kali, Ahmad tak gentar. Ia menyadari bahwa setiap tetes darah yang disumbangkannya memiliki arti besar bagi yang membutuhkan.
Setelah selesai, senyum kepuasan menghiasi wajahnya, karena ia tahu bahwa tindakannya telah memberikan harapan bagi orang lain.
Ahmad dengan bakti kecilnya membuktikan bahwa kebaikan tak mengenal batas status sosial. Melalui tindakan sederhana seperti donor darah, setiap orang memiliki potensi untuk memberikan dampak besar bagi sesama.