Visinya “Jabar Istimewa” sebagai Gubernur Jawa Barat menekankan keunggulan budaya Sunda yang selaras dengan nilai-nilai Islam, seperti falsafah “silih asah, silih asih, silih asuh” (saling mengasah, menyayangi, dan mengasuh)Dedi kerap menyuarakan bahwa identitas Sunda tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, melainkan saling memperkuat.
Ia menekankan pentingnya aqidah Islam sebagai landasan, sambil menghidupkan tradisi Sunda yang berakar pada kearifan lokal, seperti menjaga keseimbangan alam dan kesejahteraan umat.
Upayanya ini dianggap sebagai bentuk kepemimpinan yang berusaha mengembalikan jati diri Sunda-Islami sebagai poros kehidupan masyarakat Jawa BaratDedi dikenal merakyat, sering turun langsung berdialog dengan petani, pedagang, dan warga kecil.
Pendekatan ini terlihat dari keaktifannya di media sosial, seperti YouTube, untuk berkomunikasi secara transparan dan membangun kedekatan dengan masyarakat.