OKU Timur, lenterainfo.com – Sejumlah Pertashop di Kabupaten OKU Timur dalam beberapa pekan terakhir mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax, Kondisi ini membuat masyarakat resah karena sulit mendapatkan bahan bakar yang biasa mereka gunakan untuk kendaraan maupun kebutuhan usaha.
Sejumlah warga mengeluhkan stok Pertamax yang kerap kosong saat mereka datang ke Pertashop.
“Sudah beberapa kali kami mampir, tapi selalu tidak ada. Kalau pun ada, cepat sekali habis,” ujar salah satu pengendara di kawasan Belitang, Sabtu (20/9/2025).
Kelangkaan ini menimbulkan pertanyaan besar dari masyarakat terkait distribusi Pertamina. Warga menduga adanya masalah pasokan dari pusat sehingga membuat Pertashop di desa-desa hingga kecamatan di OKU Timur mengalami kekosongan stok.
Meski sorotan utama ditujukan kepada Pertamina sebagai pihak penyedia, masyarakat kini juga mendesak agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU Timur tidak tinggal diam. Mereka berharap Pemkab bisa turun tangan melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina untuk mencari solusi cepat.
“Kami minta Pemkab bantu mencarikan jalan keluar. Jangan sampai kami terus kesulitan, apalagi Pertamax ini memang dibutuhkan banyak orang,” ungkap warga lainnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu pengelola Pertashop di OKU Timur. Ia membenarkan bahwa pasokan Pertamax dari Pertamina memang tidak lancar dalam beberapa bulan terakhir.
“Biasanya kalau habis langsung ada kiriman. Tapi sekarang suplai bisa sampai 4–5 hari baru masuk. Itu pun stok yang datang hanya sebentar bertahan, paling 3 sampai 5 jam sudah ludes. Kami sebagai pengelola juga serba salah menghadapi keluhan pelanggan,” jelasnya.
Menurutnya, para pengelola Pertashop hanya bisa menunggu kiriman dari Pertamina tanpa bisa berbuat banyak.
“Kami berharap Pertamina segera memperbaiki distribusi. Kalau bisa pemerintah daerah juga ikut mendorong, supaya ada kepastian pasokan,” tambahnya.
Warga menilai, kehadiran pemerintah daerah sangat penting sebagai penengah sekaligus penyambung aspirasi masyarakat kepada Pertamina. Dengan begitu, distribusi Pertamax bisa kembali normal dan keresahan masyarakat segera teratasi.